KUNO YANG TAK LEKANG
Apa yang kita bisa buat dengan dengan naskah-naskah kuno yang kita miliki? Hal yang paling sering kita lakukan adalah menyimpannya di gudang belakang bagian paling pojok. Sesekali saja kita membukanya, itupun jika ada data penting yang kita butuhkan. Untuk itu kita harus berjuang dengan tebalnya debu dan mungkin juga binatang-binatang semacam kecoa dan tikus ketika membongkarnya.
Saya pribadi suka mengkoleksi edisi khusus sebuah majalah mingguan nasional. Sepanjang ingatan, saya memulainya pada awal tahun 2000. Kebiasan itu masih saya lakukan hingga kini. Begitu ada edisi khusus muncul, biasanya saya langsung membelinya. Ada topik-topik yang menarik, tetapi ada juga hal-hal yang tak saya mengerti banyak. Yang penting saya punya koleksi. Edisi-edisi khusus itu biasanya menyoroti hal yang sedang hangat dibicarakan orang atau berkaitan dengan peristiwa-peristiwa khusus. Suatu ketika saat sudah kehilangan momentum, edisi khusus itu sudah tak menarik lagi.
Dalam hal inilah saya kemudian semakin mengagumi Alkitab. Kitab tebal dengan dua perjanjian [lama dan baru] ini tetap menunjukkan eksistensinya meskipun zaman terus berubah, musim selalu berganti dan dalam waktu yang cepat bergulir. Ia laksana bunglon yang menyesuaikan diri dengan kondisi. Ia seperti Pangeran Melar yang lentur/fleksibel dalam konteks manapun. Kalau ada buku yang paling laris sepanjang sejarah –meski mungkin tak pernah dicatat buku rekor Guinness– tidak lain adalah Alkitab, Firman Allah yang Hidup.
Isi Alkitab tak pernah lekang meski telah ditulis ribuan tahun. Buku yang ditulis oleh 40 orang dalam kurun waktu hampir 1500 tahun ini memuat sejumlah besar informasi yang akurat dan tetap relevan. Meski bukan buku sejarah, tetapi Alkitab tidak ngawur ketika mencatat sejarah. Meski bukan buku geografi, tetapi data-data geografisnya selalu tepat. Berita Alkitab yang paling penting, yaitu penebusan, berlaku sepanjang zaman. Berita ini dibutuhkan manusia secara universal dan terus-menerus.
Firman Tuhan tidak pernah menjadi ketinggalan zaman. Berbeda dengan telepon genggam kita yang akan disebut usang hanya dalam hitungan tahun, bahkan bulan, setelah muncul seri terbaru. Alkitab tetap menjadi relevan dalam zaman apapun. Generasi berganti, hukum berubah, kebudayaan mengalami degradasi, tetapi hanya Alkitab yang mampu bertahan.
Alkitab terbukti telah mengalami berbagai macam ujian. Berkali-kali, sepanjang masa, Alkitab berusaha dimusnahkan tetapi masih ada hingga kini. Orang-orang yang menyebarkannya dipenjara dan dibunuh, tetapi firman Tuhan tak terpenjara dan tetap hidup. Ia memang kuno, tetapi tak pernah lekang.
Jika sedemikian luar biasanya Alkitab yang kita miliki, mengapa tak kemudian kita membagikan kebenaran yang tercatat di dalamnya? Sayang jika kita sendiri yang menikmati sebab masih banyak orang yang membutuhkan di luar sana.***
No comments:
Post a Comment