B U N G L O N
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16)
Tahukah Anda tentang binatang Brochocela Jubata? Sedikit di antara kita yang pernah mendengarnya. Tetapi jika Bunglon yang disebut, sebagian besar kita sudah sangat akrab dengannya. Ya, brochocela jubata tidak lain adalah bunglon, binatang yang namanya kerap dipakai untuk menggambarkan orang yang mencari keuntungan dengan cara berkompromi.
Bunglon memang memiliki kebiasaan mimikri, yaitu aktifitas menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di sekitarnya. Warna kulitnya akan berubah merah, coklat, hijau atau kehitaman jika memang menyesuaikan dengan tempatnya berada. Bunglon berubah oleh lingkungan sekitar. Fungsi penyamaran ini sering disebut juga dengan kamuflase untuk tujuan penyamaran.
Kalau perubahan warna kulit bunglon lebih disebabkan karena faktor dari luar ke dalam (outside in), perubahan dalam diri orang percaya lebih disebabkan oleh kuasa firman yang bekerja di dalam hatinya. Perubahan itu kemudian mengalir keluar (inside out) dan dirasakan oleh orang lain juga. Kalau kamuflase bunglon bertujuan melindungi diri dengan penyamaran, orang percaya justru dituntut untuk menunjukkan perubahan hidup kepada orang lain sebagai sarana kesaksian.
Sahabat, perubahan adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa ditawar. Dunia di sekitar kita membutuhkan model atau teladan agar mereka juga berubah sesuai kehendak Tuhan. Dan kita dipanggil sebagai garam dan terang agar dengan perubahan kita, nama Bapa Surgawi dipermuliakan. Seperti Ksatria Baja Hitam, mari kita “Berubah….!” [JP]
No comments:
Post a Comment