JEJAK-JEJAK PEMBAGI ALKITAB ITU...
“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Roma 10:15b)
Nun di wilayah Luwu, Sulawesi Tengah, tersebutlah kecamatan Seko yang amat terpencil. Wilayah yang terisolir itu dihuni sub-suku Toraja yang mayoritas beragama Kristen. Karena kondisi yang terpencil itu, orang-orang di Seko mengalami berbagai macam hambatan. Salah satunya adalah tidak tersedianya Alkitab untuk memenuhi kebutuhan rohani jemaat.
Melihat kondisi tersebut, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) mengutus sebuah tim untuk mengirim 5000 eksemplar Alkitab. Untuk masuk ke wilayah Seko, tidak semudah yang kita bayangkan. Medan dengan jalan setapak berlumpur sangat menyulitkan proses pengiriman Alkitab. Adakalanya bukan manusia yang naik motor, jika terjebak lumpur, motorlah yang harus diangkat manusia. Biaya ojek bisa mencapai Rp. 500.000,-/orang. Hampir sama dengan tiket pesawat terbang bukan? Bahkan jika musim penghujan tiba, biaya itu bisa naik menjadi Rp. 700.000,- hingga Rp. 1.000.000.- untuk jarak tempuh 125 km. Beberapa kali sungai tanpa jembatan harus dilalui. Kalaupun ada jembatan, sport jantung harus dialami karena kondisi jembatan yang memprihatinkan. Sepeda motor melewati papan sempit yang rapuh dengan batu-batu terjal di bawahnya. Tidak jarang jarak 2 km bisa ditepuh dalam 2 jam karena medannya yang berat. Setiap tukang ojek melengkapi dirinya dengan spare part kendaraan dan persediaan bahan bakar.
Kondisi serba terbatas dan membahayakan itu ternyata tidak menghalangi tim LAI untuk tetap pergi dan membagikan Firman Tuhan berupa Alkitab. Kerinduan untuk berbagi berkat telah membuat mereka mengatasi rasa takut. Bisa saja mereka kecelakaan, sakit di perjalanan atau bahkan meregang nyawa. Tetapi itu semua tidak menghalangi niat mulia mereka untuk berbagi kabar baik.
Sahabat NK, ada banyak orang di sekitar kita yang juga membutuhkan Alkitab. Tidakkah kita tergerak untuk memberikannya kepada mereka? Alangkah indahnya jejak-jejak orang yang membagikan firmanNya. [JP]
“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Roma 10:15b)
Nun di wilayah Luwu, Sulawesi Tengah, tersebutlah kecamatan Seko yang amat terpencil. Wilayah yang terisolir itu dihuni sub-suku Toraja yang mayoritas beragama Kristen. Karena kondisi yang terpencil itu, orang-orang di Seko mengalami berbagai macam hambatan. Salah satunya adalah tidak tersedianya Alkitab untuk memenuhi kebutuhan rohani jemaat.
Melihat kondisi tersebut, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) mengutus sebuah tim untuk mengirim 5000 eksemplar Alkitab. Untuk masuk ke wilayah Seko, tidak semudah yang kita bayangkan. Medan dengan jalan setapak berlumpur sangat menyulitkan proses pengiriman Alkitab. Adakalanya bukan manusia yang naik motor, jika terjebak lumpur, motorlah yang harus diangkat manusia. Biaya ojek bisa mencapai Rp. 500.000,-/orang. Hampir sama dengan tiket pesawat terbang bukan? Bahkan jika musim penghujan tiba, biaya itu bisa naik menjadi Rp. 700.000,- hingga Rp. 1.000.000.- untuk jarak tempuh 125 km. Beberapa kali sungai tanpa jembatan harus dilalui. Kalaupun ada jembatan, sport jantung harus dialami karena kondisi jembatan yang memprihatinkan. Sepeda motor melewati papan sempit yang rapuh dengan batu-batu terjal di bawahnya. Tidak jarang jarak 2 km bisa ditepuh dalam 2 jam karena medannya yang berat. Setiap tukang ojek melengkapi dirinya dengan spare part kendaraan dan persediaan bahan bakar.
Kondisi serba terbatas dan membahayakan itu ternyata tidak menghalangi tim LAI untuk tetap pergi dan membagikan Firman Tuhan berupa Alkitab. Kerinduan untuk berbagi berkat telah membuat mereka mengatasi rasa takut. Bisa saja mereka kecelakaan, sakit di perjalanan atau bahkan meregang nyawa. Tetapi itu semua tidak menghalangi niat mulia mereka untuk berbagi kabar baik.
Sahabat NK, ada banyak orang di sekitar kita yang juga membutuhkan Alkitab. Tidakkah kita tergerak untuk memberikannya kepada mereka? Alangkah indahnya jejak-jejak orang yang membagikan firmanNya. [JP]
No comments:
Post a Comment