PERCAKAPAN DUA RAHIB
"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8)
Dua orang rahib terlibat dalam pembicaraan serius di sepanjang perjalanan pulang ke biara. Tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang perempuan cantik yang hendak meminta pertolongan untuk menyeberang sungai. Salah seorang rahib kemudian menggendong perempuan sambil menyeberang sungai. Seorang rahib yang lain menyeberang sambil bergumam di dalam hati, “Mengapa ia menyentuh perempuan itu? Apakah tidak berpengaruh terhadap kekudusan?”
Lalu ia memberanikan diri menegur rekannya di depan gerbang biara, “Tidak tahukan kamu bahwa kita ini rahib? Bahwa kita tidak boleh menyentuh seorang perempuan? Mengapa kamu melakukan semua itu?” “Kawan, aku sudah meninggalkan perempuan itu di pinggir kali tadi. Kenapa engkau masih membawanya (dalam pikiranmu)?”
Rahib yang menggendong perempuan itu melakukannya dengan motivasi menolong dan tidak terganggu hati nuraninya. Sementara rahib yang lain memandang bahwa kekudusan seseorang dapat terpengaruh oleh ‘aturan-aturan’ lahiriah.
Sahabat, salah satu gaya hidup yang ditekankan di dalam Kerajaan Allah adalah gaya hidup kekudusan. Yesus, Sang Mesias, mewanti-wanti agar kita sebagai warga Kerajaan dengan serius memerhatikan masalah ini. Kekudusan yang bukan dilakukan dengan tekanan legalitas atau karena aturan-aturan, tetapi kekudusan sebagai sebuah persembahan yang didasari kasih kepada Sang Raja. Kekudusan yang legalistik akan membebani kita, tetapi jika kita mengasihi Kristus, kekudusan bukanlah hal yang sulit. Bagaimana dengan motivasi Anda? [JP]
No comments:
Post a Comment