NARSIS
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Filipi 1:21-22)
Narsisme adalah perasaan mengasihi diri sendiri secara berlebihan. Hal ini bisa disebabkan olah beberapa hal, salah satunya adalah merasa bahwa dirinyalah pusat kehidupan. Segala sesuatu adalah tentang dirinya. Menurut Dharmayanti Utoyo Lubis, MA., Ph.D., seorang psikolog, narsisme menyerang sebagian besar remaja. Mengapa demikian? Karena remaja cenderung memiliki sifat self conscious, alias perhatian yang mendalam terhadap dirinya sendiri.
Simaklah pengakuan Cecil (bukan nama sebenarnya) yang masih berseragam biru-putih berikut, “Aku suka aja lihat mukaku di foto. Ih... Cantik banget. Pokoknya fotogenik abisss... Bagian-bagian tubuhku yang lain juga keren lho kalau difoto.” Ia memajang fotonya di setiap tepat yang memungkinkan. Kamar, dompet, layar telepon selular, situs pertemanan dan blog pribadinya dipenuhi foto-fotonya. Dan remaja SMP itu akhirnya terlibat dalam produksi foto-foto porno. Anda yang memiliki anak remaja putri, perlu berhati-ati dalam hal ini.
Celakanya, orang sulit membedakan antara percaya diri dan narsis. Keduanya memang beda tipis. Bahkan ‘penyakit cinta diri’ ini telah menghinggapi orang-orang yang bukan remaja lagi. Kalau sudah begini, biasanya kesombongan dan keangkuhanlah yang menjadi ‘teman dekat.’
Tidaklah demikian dengan kekristenan. Alkitab mengajarkan bahwa pusat dalam hidup kita bukanlah diri kita sendiri, tetapi Kristus (Christocentris). Motto hidup Paulus yang sangat terkenal adalah, “Bagiku hidup adalah Kristus!” Yohanes Pembaptis punya filosofi, “Dia harus makin bertambah, aku harus makin berkurang!” Semuanya menyiratkan satu hal: Kristus sebagai pusat kehidupan kekristenan kita. [JP]
2 comments:
Yes bener mas.. Tuhan lagi ingetin terus jangan self conscious tapi "God conscious" ..
Jesus be with you ..
maju terus Mr.Jack!!!
Post a Comment