TERIMA KASIH
”Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita...” (Efesus 5:20)
Kita paling tidak suka dengan orang yang tidak tahu berterima kasih. Mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri. Suatu kali Anda memberikan sesuatu kepada orang lain, tetapi alih-alih berterima kasih, orang tersebut malah menipu Anda dan menikam dari belakang. Apa yang Anda rasakan? Jengkel dan kesal bukan? Sesudah itu kemudian Anda berjanji untuk tidak mau berhubungan dengan orang itu lagi.
Jika kita telisik lebih jauh, ada ‘filosofi’ yang mendalam dalam kata terima kasih itu sendiri. Kata itu tersusun dari dua kata ‘terima’ dan ‘kasih’. Pada saat seseorang memberikan sesuatu kepada kita, kita kemudian mengatakan ucapan ini. Artinya kita memang sedang menerima sesuatu, tetapi pada saat yang sama kita juga harus rela untuk menyalurkannya lagi. Kita tidak menerima untuk menikmatinya sendiri, tetapi untuk membagikannya kepada orang lain.
Kita tentu pernah mendengar tentang perbedaan Danau Galilea dan Laut Mati. Meskipun dialiri oleh sungai yang sama (Yordan), tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Tidak ada kehidupan di Laut Mati karena air hanya ditampung saja dan tidak mengalir lagi. Kadar garamnya menjadi sangat tinggi. Sementara Danau Galilea mengalirkannya ke sungai-sungai yang lebih kecil. Dari sanalah kemudian kehidupan bagi hewan air dan tetumbuhan di sekitarnya dimulai.
Tentu ini pelajaran menarik bagi kita. Bahwa sesuatu yang tidak dinikmati sendiri adalah kekuatan untuk menghidupi pihak lain. Sementara kerakusan dan keserakahan menyebabkan kematian bagi pihak lain. Saya percaya bahwa inilah rahasia hidup berkelimpahan di hadapan Allah; yaitu jika kita menjadi orang yang tahu berterima kasih. Sahabat, terima kasih karena Anda telah membaca renungan ini. [JP]
No comments:
Post a Comment