CAPER
“Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.” (1 Korintus 3:2)
Anda pasti pernah mendengar istilah dalam judul di atas. Coba amati dan ucapkan sekali lagi. Ya, ‘caper’ alias cari perhatian. Suatu kali saya mengamati seorang anak tetangga saya yang dikenal cukup nakal. Kebiasaan buruknya adalah menangis dan meronta di tempat umum setiap kali menginginkan sesuatu untuk dimiliki. Tangisan di tempat umum itu rupanya telah menjadi senjata yang ampuh baginya. Ketika ia menangis, kadang disertai dengan bergulung-gulung, orang tuanya merasa malu sehingga terpaksa membelikan apa yang diinginkan anaknya.
Namanya juga anak-anak. Ia belum bisa berpikir tentang bagaimana beratnya mencari uang. Kadang-kadang uang juga tidak selalu cukup karena sudah dialokasikan untuk hal-hal tertentu. Anehnya lagi kalau sudah dapat mainan baru dan ia melihat teman lain yang punya mainan yang sama, keinginan untuk memiliki muncul lagi. Jadi satu saja belum cukup. Demikianlah anak-anak yang selalu memusatkan segala sesuatu pada dirinya sendiri. Ia tidak peduli dengan kondisi sekeliling karena segala sesuatu adalah untuk dirinya. Semua akan berubah secara alami jika didikan orang tuanya menyertai dalam perjalanannya menjadi dewasa.
Kepada anak-anak rohaninya di Korintus, Paulus melakukan hal yang sama. Ia menegur mereka agar tidak terus-menerus menjadi bayi rohani, tetapi harus berangsur-angsur bertumbuh menjadi dewasa di dalam Kristus. Pribadi yang dewasa di dalam Kristus tidak lagi memusatkan segala sesuatu pada dirinya dan mencari perhatian orang lain, sebaliknya pusat hidupnya adalah untuk menyengkan Kristus. Pusat perhatiannya adalah Kristus.
Sahabat, ada sebuah pertanyaan menggelitik, “Are you growing up or you just growing old?” Anda bertumbuh dewasa atau hanya sekedar menjadi tua? Mari renungkan bersama jawabannya. [JP]
No comments:
Post a Comment