MEDAN PERANG YANG SEBENARNYA
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (Filipi 3:2)
Anthony de Mello menuliskan kisah klasik tentang telur rajawali yang dierami induk ayam. Akhirnya telur itu menetas, dan jadilah anak rajawali itu anggota komunitas ayam. Karena dia berpikir bahwa dirinya ayam, ia berperilaku layaknya ayam. Meskipun jelas bahwa struktur fisiknya berbeda, tetap saja ia merasa bahwa dirinya ayam. Mengais tanah dengan cakarnya untuk mencari makan. Berciap-ciap layaknya anak-anak ayam yang lain. Demikianlah ia bertumbuh dalam ‘keyakinan diri’ sebagai ayam.
Hingga suatu kali ia bertemu dengan anak rajawali yang lain yang sedang belajar terbang. “Hai, apa yang sedang kamu lakukan?” tanyanya. “Oh, sebagai anak rajawali aku sedang belajar terbang. Bagaimana dengan engkau kawan, apakah engkau sudah bisa terbang?” timpalnya. “Terbang?? Aku adalah ayam. Kehidupan kami di darat, jadi tidak perlu terbang dan memang aku tidak bisa terbang” jawabnya mantap. Sontak sesamanya itu terkekeh karena jawaban itu. Ia kemudian berusaha meyakinkan anak rajawali itu tentang posisinya sebenarnya. Ia berusaha keras dan kemudian berhasil mengajaknya untuk sama-sama belajar terbang. Ia mengubah pola pikir anak rajawali yang merasa ayam itu.
Cerita itu bertutur tentang pikiran sebagai medan perang yang sebenarnya. Kemenangan atau kekalahan terletak dalam wilayah ini. Tidak jarang orang Kristen ‘bermasalah’ dalam bidang ini. Mereka sering berpikir tentang kekalahan, kegagalan dan hal-hal negatif yang lain. Karena itu kedamaian pikiran tidak pernah dialami. Mulai hari ini, mari kita taklukkan pikiran agar kita tidak kalah sebelum bertanding menghadapi banyaknya tantangan di depan kita. [JP]
No comments:
Post a Comment