BATU SANDUNGAN
Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Konon, minuman energi paling laris terjual di kompleks pelacuran dan klub-klub malam. Karena itu Dadang (sebut saja begitu) aktif mengunjungi tempat-tempat itu. Tentu bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh, tetapi profesinya sebagai sales minuman energi mengharuskannya bertindak demikian. Saking seringnya Dadang mengunjungi lokalisasi dan tempat hiburan malam itu, ia sampai hafal dengan para pengunjungnya. Beberapa bahkan telah dikenalnya.
Di sisi lain, Dadang adalah seorang di ‘persimpangan jalan’ dan sedang mempertimbangkan untuk memeluk Kristen. Ia rajin mempelajari kekristenan dari buku-buku dan kaset khotbah, meskipun belum memberanikan diri berkunjung ke gereja. Sampai suatu kali ia memutuskan untuk pergi ke gereja di suatu hari Minggu karena keyakinan imannya yang semakin menebal.
Tetapi kenyataan berbicara lain dan malah terjadi antiklimaks. Ia malah kemudian memutuskan untuk urung menjadi pengikut Kristus. Pasalnya, orang-orang yang dijumpai dan dikenalnya di lokalisasi itu, adalah orang-orang yang sama yang ditemuinya di gereja. Astaga!
Sayang sekali… Karena tersandung dengan perbuatan orang-orang Kristen yang tidak berubah itu, satu jiwa terhilang. Kisah di atas tentu menjadi warning bagi kita semua agar dalam setiap segi hidup selalu memancarkan terang Kristus. Dengan begitu tidak ada orang yang tersandung ketika melihat kehidupan kita, sebaliknya mereka malah terberkati. [JP]
Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Konon, minuman energi paling laris terjual di kompleks pelacuran dan klub-klub malam. Karena itu Dadang (sebut saja begitu) aktif mengunjungi tempat-tempat itu. Tentu bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh, tetapi profesinya sebagai sales minuman energi mengharuskannya bertindak demikian. Saking seringnya Dadang mengunjungi lokalisasi dan tempat hiburan malam itu, ia sampai hafal dengan para pengunjungnya. Beberapa bahkan telah dikenalnya.
Di sisi lain, Dadang adalah seorang di ‘persimpangan jalan’ dan sedang mempertimbangkan untuk memeluk Kristen. Ia rajin mempelajari kekristenan dari buku-buku dan kaset khotbah, meskipun belum memberanikan diri berkunjung ke gereja. Sampai suatu kali ia memutuskan untuk pergi ke gereja di suatu hari Minggu karena keyakinan imannya yang semakin menebal.
Tetapi kenyataan berbicara lain dan malah terjadi antiklimaks. Ia malah kemudian memutuskan untuk urung menjadi pengikut Kristus. Pasalnya, orang-orang yang dijumpai dan dikenalnya di lokalisasi itu, adalah orang-orang yang sama yang ditemuinya di gereja. Astaga!
Sayang sekali… Karena tersandung dengan perbuatan orang-orang Kristen yang tidak berubah itu, satu jiwa terhilang. Kisah di atas tentu menjadi warning bagi kita semua agar dalam setiap segi hidup selalu memancarkan terang Kristus. Dengan begitu tidak ada orang yang tersandung ketika melihat kehidupan kita, sebaliknya mereka malah terberkati. [JP]
No comments:
Post a Comment