MUNDUR DUA LANGKAH, MAJU TIGA LANGKAH
Markus 6:31 “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahat seketika!”
Rutinitas yang dikerjakan setiap hari dapat menimbulkan kebosanan. Jika tidak disiasati, kondisi ini biasanya berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Produktivitas kemudian menurun, dan pada tingkat tertentu, kebosanan bisa mendatangkan stress. Solusinya?
Ada kalanya ‘mundur’ adalah sebuah pilihan. Dalam istilah yang lain, kita membutuhkan retreat. Dari satu sisi, mungkin retreat adalah sebuah langkah mundur. Kesibukan pekerjaan ditinggalkan, urusan-urusan kantor dilupakan (sejenak) dan otak sebagai ‘mesin berpikir’ didinginkan untuk sementara waktu.
Retreat tentu tidak harus selalu dipahami sebagai sebuah kegiatan menyewa sebuah villa di dataran tinggi tertentu, dikoordinir sejumlah panitia dan menghadirkan pembicara tertentu sesuai jadwal yang tersusun. Jika begini, jangan-jangan retreat juga sudah menjadi rutinitas? Mengundurkan diri sejenak bahkan dapat dilakukan di tempat kita bekerja. Sekedar melakukan relaksasi di tempat duduk, melihat lalu-lintas dari ketinggian jendela kantor, memutar musik kegemaran atau melanjutkan games di ponsel pada level berikutnya.
Orang mungkin menilainya sebagai dua langkah kemunduran. Tetapi kekuatan baru yang didapat sesudahnya justru akan membuatnya menjadi maju tiga langkah. Kalau retreat adalah sebuah kebutuhan, mengapa Anda tidak memilihnya kini? (JP)
Markus 6:31 “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahat seketika!”
Rutinitas yang dikerjakan setiap hari dapat menimbulkan kebosanan. Jika tidak disiasati, kondisi ini biasanya berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Produktivitas kemudian menurun, dan pada tingkat tertentu, kebosanan bisa mendatangkan stress. Solusinya?
Ada kalanya ‘mundur’ adalah sebuah pilihan. Dalam istilah yang lain, kita membutuhkan retreat. Dari satu sisi, mungkin retreat adalah sebuah langkah mundur. Kesibukan pekerjaan ditinggalkan, urusan-urusan kantor dilupakan (sejenak) dan otak sebagai ‘mesin berpikir’ didinginkan untuk sementara waktu.
Retreat tentu tidak harus selalu dipahami sebagai sebuah kegiatan menyewa sebuah villa di dataran tinggi tertentu, dikoordinir sejumlah panitia dan menghadirkan pembicara tertentu sesuai jadwal yang tersusun. Jika begini, jangan-jangan retreat juga sudah menjadi rutinitas? Mengundurkan diri sejenak bahkan dapat dilakukan di tempat kita bekerja. Sekedar melakukan relaksasi di tempat duduk, melihat lalu-lintas dari ketinggian jendela kantor, memutar musik kegemaran atau melanjutkan games di ponsel pada level berikutnya.
Orang mungkin menilainya sebagai dua langkah kemunduran. Tetapi kekuatan baru yang didapat sesudahnya justru akan membuatnya menjadi maju tiga langkah. Kalau retreat adalah sebuah kebutuhan, mengapa Anda tidak memilihnya kini? (JP)
No comments:
Post a Comment