Thursday, November 29, 2007

BUKU BUTUT PAK RIS

Sesudah dia bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. (Hakim-hakim 3:31)

Pak Ris adalah guru Bahasa Jerman semasa saya SMA. Seperti kebanyakan guru lainnya, sosoknya sederhana dan bersahaja. Ia juga dikenal sebagai guru yang tegas dan berdisiplin tinggi. Karakter itu pulalah yang berusaha ditransferkannya ke setiap murid dalam berbagai kesempatan, di dalam maupun di luar kelas.

Saya teringat dengan kisah buku bututnya. Apa yang menarik? Setiap berdiri di depan kelas, ia tak pernah meninggalkan buku pelajaran Bahasa Jerman yang telah usang. Boleh dikata, buku itu adalah ‘jimat’nya. Warnanya sudah lusuh, covernya pun sudah tak ada lagi. Hanya halaman-halamannya yang masih utuh, itupun dengan robekan kecil di sana-sini. Pak Ris mengisahkan bahwa buku itulah yang berjasa mengantarkannya sebagai sarjana. Buku itu juga yang membuatnya fasih berbahasa Jerman dan menjadikannya pemandu wisata di waktu senggangnya. Bahkan, buku itu juga yang membawanya terbang berkali-kali untuk berkunjung ke negeri Adolf Hitler itu.

Makanya ia getol untuk menanamkan kecintaan terhadap buku kepada kami murid-muridnya. “Karena Bapak berhasil melalui buku ini, Bapak ingin agar kalian juga mengalami keberhasilan karena mencintai buku,” begitu ia berpetuah.

Keterbatasan tidak menghalangi Pak Ris untuk bisa hidup di atas rata-rata. Sebaliknya, ia malah menggunakan keterbatasan itu untuk kehidupan yang lebih berarti. Karena itu Sahabat NK, inilah waktunya berhenti memberi alasan tidak memberi yang terbaik karena berbagai keterbatasan yang kita miliki. Buktinya, dengan buku bututnya Pak Ris bisa… [JP]

No comments: