Monday, December 17, 2007


Raden Ngabei Pawiro Wikarto & Ny.

Perkenalkan... ini kakek dan nenek saya. Di seantero Purwomarto, Pak Iluk (demikian ia akrab disapa) dikenal sebagai seorang anggota LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia). Beliau memang aktif sebagai tenaga medis kala perang kemerdekaan berkecamuk. Pak Iluk kini berjualan jadah, makanan khas dari ketan yang rasanya gurih. Mungkin ia satu-satunya penjual jadah di kecamatan Sedayu.
Ia masih gemar bola seperti dulu. Semasa kecil, aku langganan diajak menyaksikan PS Argomulyo, kesebelasan kebangaannya ke beberapa tempat. Stadion Dwi Windu di Bantul, Trikoyo di Klaten, bahkan sempat ke Temanggung dan Jepara. Belum lagi ke lapangan-lapangan kelas kampung. Menikmati pertandingan sembari mengunyah kacang godog dan bakpao menjadi kenangan tersendiri.
Mbah Kakung adalah Soehartois sejati. Ia selalu berapi-api ketika membicarakan mantan presiden itu. Bapak pernah didukani ketika memutuskan berhenti sebagai kepala dusun dan beralih mendukung Megawati. "Bapakmu ki piye to? Wis penak-penak melu Golkar kok malah mundur barang," paparnya kala itu. Ia yakin bahwa presiden selain Soeharto tidak, atau setidaknya belum menyejahterakan rakyatnya seperti dulu.
Mbah, saya kangen pengin nonton bola bareng lagi. Kapan bisa ya Mbah?

2 comments:

Kra.gatot honggowongsosh said...

Luar biasa perjuangan hidup KAnJeng ngabei Pawiro wikarto.. sEkArAng walaupun sudah di alam kalanggengan bisa menikmati keberhasilan hidup anak2nya,yg mempunyai kwalitas hidup yg Lebih mapan.. Mugi2 KAnJeng ngabei bisa bertemu dg idola nya bapak Soeharto di Swargoloko.

Kra.gatot honggowongsosh said...

Luar biasa perjuangan hidup KAnJeng ngabei Pawiro wikarto.. sEkArAng walaupun sudah di alam kalanggengan bisa menikmati keberhasilan hidup anak2nya,yg mempunyai kwalitas hidup yg Lebih mapan.. Mugi2 KAnJeng ngabei bisa bertemu dg idola nya bapak Soeharto di Swargoloko.