Thursday, March 29, 2007

HARGA SATU JIWA

Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai menemukannya? (Lukas 15:4)

Beberapa hari setelah ayahnya dikuburkan, seorang pemuda nampak sibuk dengan secarik kertas yang berisi tulisan almarhum ayahnya. Secarik kertas itu rupanya berisi wasiat terakhir. Di kertas itu tertulis, “Maafkan Papa karena belum sempat mengantarmu ke gerbang keberhasilan Nak. Papa hanya bisa meninggalkan sebatang emas yang tersimpan di gudang. Papa berharap emas itu bermanfaat bagi sekolah dan masa depanmu. Papa.”
Bergegas pemuda itu mencari kunci gudang. Ketika dibuka, ternyata gudang itu penuh dengan barang-barang bekas yang tak terpakai. Ban-ban bekas, rongsokan kulkas dan televisi, koran-koran dan majalah yang menggunung. Semuanya berdebu dan dihiasi sarang laba-laba di sana-sini. Hati pemuda itu mulai ciut. “Benarkah wasiat Papa itu? Di manakah emas batangan yang dia janjikan itu? Semuanya hanya barang-barang bekas di sini,” gumamnya dalam hati.
Pemuda itu gamang untuk membereskan barang-barang bekas itu. Meski bekas dan kotor, bukan berarti benda-benda itu tak berharga. Sayang jika harus menjual kulkas dan TV peninggalan Papanya. Majalah dan koran itu juga masih menyimpan segudang informasi. Tapi ketika mengingat emas batangan yang jauh lebih berharga, ia berubah sikap. Sendirian ia bersihkan gudang itu. Ia membongkar tumpukan-tumpukannya hingga menemukan emas batangan yang diwasiatkan Papanya. Dan ia menemukannya.
Begitulah kehidupan kita di hadapan Tuhan. Karena anugrah-Nya, kita ini ibarat emas yang tersimpan di dalam gudang. Untuk menemukannya, diperlukan kerelaan untuk membongkar benda-benda lain yang menimbunnya. Seandainya hanya satu saja orang berdosa di dunia ini –dan orang itu adalah kita– Dia pasti tetap akan mencari dan menyelamatkan kita. [JP]

No comments: