Sunday, November 26, 2006

DOA MENGATASI KEMUSTAHILAN

“Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau…” (2 Raja-Raja 20:6)

Menghitung hari menghadapi eksekusi mati, bukanlah sebuah hal yang menyenangkan. Pengalaman itu pastilah menegangkan dan membuat depresi. Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus Da Silva yang mengalami hal itu, akhirnya meregang nyawa di hadapan regu tembak, 22 September 2006. Segala upaya sudah mereka lakukan untuk terhindar dari hukuman mati ini. Mulai dari naik banding hingga meminta grasi kepada presiden. Tetapi hasilnya nihil.
Hizkia hampir mengalami peristiwa serupa. Nabi Yesaya bin Amos memvonisnya bahwa ia akan mati. Kalau nabi yang berbicara, pastilah hal ini merupakan kebenaran yang tidak bisa dibantah. Tetapi Hizkia memiliki keputusan lain. Ia berseru kepada Tuhan, menangis dan memohon agar terbebas dari vonis itu. Ia memilih jalan doa daripada berusaha dengan kekuatannya sendiri.
Alhasil, Tuhan mengabulkan permohonannya. Usianya bahkan diperpanjang lima belas tahun lagi. Ditambah lagi dengan bonus bahwa kota yang didiaminya akan dilindungi dari serangan musuh.
Sahabat, doa yang dinaikkan Hizkia telah menerobos kemustahilan. Sebagai orang percaya kita diberi hak istimewa untuk hidup dalam mukjizat Allah. Mukjizat memang tidak terjadi begitu saja, tetapi selalu diawali dengan doa orang percaya. Setebal apakah tembok yang menghadang kita? Setinggi apakah benteng yang harus kita lalui? Serumit apakah masalah yang harus kita selesaikan? Kunci utamanya adalah doa yang dinaikkan dengan hancur hati dan iman yang sungguh-sungguh. Dan doa kita akan mengatasi kemustahilan. [JP]

No comments: