“Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:22)
Yulia Girsang mengidap insomnia (penyakit susah tidur) sepeninggal suaminya, Ferry Silalahi. Suaminya yang seorang hakim, tewas ditembak ketika pulang kebaktian di Palu, Sulawesi Tengah. Peristiwa yang terjadi depan matanya itu tak pelak membuat Yulia depresi dan menjadi susah tidur. Untuk mengatasinya, ia kemudian memutuskan untuk menjalani konseling. Beberapa waktu lamanya ia dibimbing Julianto Simanjuntak dan Roswita, pasangan hamba Tuhan yang mendalami konseling Kristen.
Ada sesuatu yang istimewa dalam jawaban Yulia ketika ditanya tentang responnya terhadap pembunuh suaminya. “Dari dasar hati yang terdalam, saya sudah mengampuninya,” jawabnya tegas. Bahkan dia punya kerinduan agar bertemu langsung dengan pembunuh suaminya agar bisa mengungkapkan pengampunannya itu. Tuhan mengabulkan keinginannya. Suatu kali ia bertemu dengan penembak suaminya. Sambil memegang pundak terdakwa, Yulia berujar, “Kawan, Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup bagi Anda. Isilah dengan sesuatu yang berguna!”
Banyak kerabat yang tidak suka dengan apa yang Yulia buat. Tetapi ia sudah bulat pada keputusannya. Dan, tahukah Anda Sahabat NK? Sesudah ia mengampuni, ia kembali bisa tidur dengan nyenyak. Yulia pulih dari depresi dan insomnia yang amat mengganggunya selama berminggu-minggu. Semua itu terjadi akibat kuasa pengampunan yang diputuskannya.
Yulia menyadari bahwa ia juga tidak lepas dari kesalahan. Ia juga telah diampuni Tuhan, karenanya ia juga harus mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Ia mengikuti apa yang dilakukan Yesus yang juga mengampuni orang-orang yang bersalah kepada-Nya. [JP]
PENGAMPUNAN ADALAH ‘PEMBERIAN’ BAGI DIRI KITA SENDIRI, BUKAN UNTUK ORANG LAIN
PENGAMPUNAN ADALAH ‘PEMBERIAN’ BAGI DIRI KITA SENDIRI, BUKAN UNTUK ORANG LAIN
No comments:
Post a Comment