TUHAN, BISAKAH KITA NGOPI BERSAMA?
“Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” (Mazmur 103:13)
Terus terang saja, kadang-kadang saya sering ‘iri’ dengan mereka yang sebentar-sebentar menyatakan, “Saya mendengar suara Tuhan...” Atau “Tuhan berkata kepadaku...” Sepertinya mereka punya hubungan yang begitu karib dengan Tuhan, sehingga Ia memberikan semacam ‘hak khusus’ untuk berbicara kepada mereka. Mengapa saya tidak, atau belum pernah, mengalami hal demikian?
Dalam pencarian jawaban atas pergumulan di atas, imajinasi saya acap mengembara. Saya suka membayangkan bahwa Tuhan adalah Pribadi yang oke untuk diajak ngobrol. Dalam gambaran saya, Ia bukan Pribadi kaku yang selalu serius, tetapi mau juga menghampiri kita dalam suasana yang lebih santai. Sekadar membicarakan perkembangan gadget terbaru atau juga ngobrol ringan sambil ngopi tentang final liga Champion. Ia pasti juga punya update data album lagu-lagu jazz yang akan dirilis di pasar.
Gambaran-gambaran itulah yang sering mewarnai imaji saya ketika mencoba memaknai hubungan dengan Tuhan. Bagi saya, Ia lebih dari ‘mesin penjawab doa’ yang sering dihampiri dengan rengekan permintaan dan kebutuhan. Ia juga bukan hanya ‘dokter praktek’ bermuka serius yang didatangi ketika sakit-penyakit mendera. Bahkan Ia juga bukan ‘satpam perumahan’ yang biasa dimintai tolong dengan kalimat, “Tuhan, jagai rumahku karena aku akan bepergian ke luar kota sepanjang minggu ini....”
Entah Anda setuju atau tidak dengan imaji saya, tetapi rasanya Ia bukan Sosok yang seperti dibayangkan kebanyakan orang Kristen selama ini. Kalau kita bergaul akrab denganNya, dan Dia adalah Bapa kita, bukankah kita dapat menghampiri dan berjumpa denganNya dengan cara yang berbeda? Tuhan, bisakah kita hang out dan ngopi bareng sore ini? [JP]