Wednesday, March 10, 2010

MIDAS TEWAS BERGEMILANG EMAS

“Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.” (Filipi 4:17)

Dalam mitologi Yunani dikenal adanya raja kemaruk harta bernama Midas. Ia seorang raja yang sombong, lagi serakah. Midas tak pernah puas dengan harta yang telah dimilikinya selama ini. Semua kegiatannya diarahkan pada pemenuhan pundi-pundinya dengan harta dunia.

Suatu kali Midas berkesempatan menghadap dewa, penguasa yang dipercaya masyarakat Yunani. Kepada dewa, Midas menyampaikan permohonan, “Dewa, alangkah indahnya kalau seluruh kekayaanku berupa emas. Semua ternak, uang, istana dan harta yang lain berwujud emas. Karena itu aku memohon agar engkau membuat tanganku menjadi sakti. Semua hal yang kusentuh dengan tanganku segera berubah menjadi emas.” Sang dewa menjawab, “Sudahkah engkau memikirkan niatmu matang-matang? Tidakkah engkau menyesal di kemudian hari?” Dengan lantang Midas menjawab, “Tidak. Aku sudah berpikir matang!” Akhirnya terkabullah permintaannya itu.

Sekembalinya ke istana, ia mencoba kesaktiannya. Dan benar, ketika ia sentuk sebuah kursi, tiba-tiba berubah menjadi emas. Sapu tangan, kayu, lantai, semuanya menjadi emas. Maka semakin congkaklah Midas demi melihat kesaktiannya itu. Suatu ketika ia lapar dan meminta makan. Pelayanan makanan segera menghidangkan apa yang menjadi keinginan raja. Ketika midas menyentuh piring, alas makan itu berubah menjadi emas. Celakanya, nasinya pun berubah menjadi emas. Tentu ia tak dapat makan nasi emas itu. Melihat itu semua pelayanan menjadi takut dan segera menjauhi Midas. Raja congkak itu akhirnya bingung dan mati kelaparan. Ironis, seorang raja mati karena lapar dengan bergelimang emas.

Keinginan hati manusia memang tidak akan pernah terpuaskan. Tidak akan pernah ada kata cukup. Tetapi kebahagiaan akan mengalir bagi orang yang berbagi dengan orang lain. Ia tidak menghabiskan berkat Tuhan sendiri, tetapi menjadi berkat bagi orang lain. [JP]

No comments: