Thursday, March 05, 2009

BANG-BING-BUNG, YUK KITA NABUNG…

“…ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.” (Amsal 6:8)

Lagu Bing Beng Bang yang digubah Titik Puspa menjadi begitu populer beberapa tahun silam. Penggalan liriknya, “Bing-beng-bang, yuk kita ke bank. Bang-bing-bung, yuk kita nabung. Tang-ting-tung, hei jangan dihitung, tahu-tahu kita nanti dapat untung…” Lagu ini mengajak masyarakat untuk gemar menabung, menyisihkan harta yang dimiliki dan tidak terjebak dalam gaya hidup boros.

Hari-hari ini kami sedang mengajar Jeremy, anak kami yang baru berusia 2 tahun, untuk membiasakan diri menabung. Istri saya membelikannya celengan berbentuk binatang bebek. Setiap ada koin pecahan Rp 500, kami berikan ke Jeremy untuk dimasukkan ke celengan. “Ayo Jer, kasih makan bebeknya,” demikian ujar mamanya sambil mengulurkan beberapa koin kepadanya. Jeremy pun dengan senang memasukkan koin demi koin yang didapatnya.

Jika dihitung, mungkin jumlah akhirnya tidak seberapa. Tetapi menanamkan nilai-nilai itu yang jauh lebih penting. Nilai untuk tidak menghabiskan setiap berkat yang dipercayakan oleh Tuhan, sebaliknya dengan bijak mengelolanya. Menabung tentu saja bukan bentuk ketidakpercayaan akan pemeliharaan Tuhan, tetapi justru untuk mengelola berkat itu dan disesuaikan dengan kebutuhannya.

Penulis Amsal dalam ayat di atas memberi sebuah pembelajaran dari dunia binatang, dalam hal ini semut. Koloni hewan yang acap menjadi simbol makhluk lemah itu justru mencatatkan sebuah petuah bahwa persiapan untuk masa depan adalah sesuatu yang penting. Karena itu, sahabat, bijaksanalah mengelola berkat Allah. Prioritaskan Allah melalui persembahan, membayar apa yang menjadi kebutuhan rutin kita dan tentu saja jangan lupa menabung. Bang-bing-bung, yuk kita nabung… [JP]

No comments: