TAK LUPA KACANG PADA KULITNYA
Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. (Amsal 10:7)
“Kembali ke laptop!” begitu seru Tukul Arwana setiap memandu acara talk show ‘Empat Mata’ di sebuah stasiun televisi. Dalam sebuah episode, dihadirkan ‘bintang-bintang tamu’ yang istimewa. Bukan dari kalangan selebritas, tetapi kebanyakan adalah orang-orang yang sangat berpengaruh dalam hidup Tukul di masa silam.
Ada mantan majikannya, seorang kawan yang mengenalkan dengan dunia Jakarta dan juga pengamen karib yang memberi nama belakang ‘Arwana’ kepadanya. Nama Tukul Arwana-lah yang kemudian mengantarnya sukses di dunia hiburan hingga kini. Meski dalam suasana canda yang kental, nampak jelas bahwa Tukul begitu berterima kasih dengan orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya itu. Merekalah yang mengantarnya hingga puncak sukses hari-hari ini. Tukul ‘tidak lupa kacang pada kulit.’
Dalam episode kehidupan kita, Tuhan sering membawa kita dari sebuah sukses ke sukses berikutnya. Dalam saat-saat yang demikian, ingatlah bahwa kita tidak pernah sampai di puncak seorang diri. Selalu saja ada orang-orang terbaik yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan kita. Tak peduli siapa dan apa peranan mereka, orang-orang itu menorehkan sejarah bagi kita dengan tinta mereka masing-masing.
Tak salah kalau kemudian kita mengambil waktu untuk mengingat mereka kembali. Kita bisa menelpon atau sekedar mengirim SMS. Atau mengambil aksi konkrit dengan mengunjungi mereka dan memberi bingkisan untuk menyampaikan ungkapan terima kasih. Dengan begitu, orang akan melihat kita sebagai pribadi yang tahu berterima kasih. Bukankah begitu? [JP]
Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. (Amsal 10:7)
“Kembali ke laptop!” begitu seru Tukul Arwana setiap memandu acara talk show ‘Empat Mata’ di sebuah stasiun televisi. Dalam sebuah episode, dihadirkan ‘bintang-bintang tamu’ yang istimewa. Bukan dari kalangan selebritas, tetapi kebanyakan adalah orang-orang yang sangat berpengaruh dalam hidup Tukul di masa silam.
Ada mantan majikannya, seorang kawan yang mengenalkan dengan dunia Jakarta dan juga pengamen karib yang memberi nama belakang ‘Arwana’ kepadanya. Nama Tukul Arwana-lah yang kemudian mengantarnya sukses di dunia hiburan hingga kini. Meski dalam suasana canda yang kental, nampak jelas bahwa Tukul begitu berterima kasih dengan orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya itu. Merekalah yang mengantarnya hingga puncak sukses hari-hari ini. Tukul ‘tidak lupa kacang pada kulit.’
Dalam episode kehidupan kita, Tuhan sering membawa kita dari sebuah sukses ke sukses berikutnya. Dalam saat-saat yang demikian, ingatlah bahwa kita tidak pernah sampai di puncak seorang diri. Selalu saja ada orang-orang terbaik yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan kita. Tak peduli siapa dan apa peranan mereka, orang-orang itu menorehkan sejarah bagi kita dengan tinta mereka masing-masing.
Tak salah kalau kemudian kita mengambil waktu untuk mengingat mereka kembali. Kita bisa menelpon atau sekedar mengirim SMS. Atau mengambil aksi konkrit dengan mengunjungi mereka dan memberi bingkisan untuk menyampaikan ungkapan terima kasih. Dengan begitu, orang akan melihat kita sebagai pribadi yang tahu berterima kasih. Bukankah begitu? [JP]
No comments:
Post a Comment