Wednesday, April 15, 2009

AKHIR KISAH PEMBURU KURSI

Mbah Darmo klenger! Niatnya untuk duduk manis di kursi empuk dewan tingkat kabupaten pupus sudah. Boro-boro dapet kursi, pemilih yang mencontreng namanya pada kertas suara tak lebih dari 50 orang. Demi melihat kenyataan ini, Mbah Darmo hanya bisa termangu tak percaya. Bagaimana tidak? Penganggur ini sudah mati-matian menggelontorkan dana kampanye. Utang sana-sini untuk bikin spanduk, selebaran dan poster. Ia juga menunjuk tim sukses untuk memasang gambar-gambar dirinya di tempat-tempat strategis. Untuk hal itu tentu harus ada 'uang lelah' untuk sekedar membeli rokok dan makan malam. Ia juga harus berlatih pidato berbulan-bulan mengingat saat kampanye ia harus berorasi di depan masa yang mendukungnya. Just for your information, Mbah Darmo lulus SMA saja dengan nilai yang pas-pasan. Jadi, bayangkan sendiri bagaimana pidatonya. Ia pasti tak fasih lidah, apalagi menanggapi isu-isu politik yang berkembang. Mungkin ia bahkan tak tahu apa itu electoral treshold.

Ia berharap, nanti kalo sudah jadi anggota dewan, utangnya tertutup. Modalnya bisa balik, impas. Kini harapan tinggal harapan. Mbah Darmo malah sibuk menyembunyikan diri dari kejaran debt colector yang tak menyerah nongkrong saban hari di rumah kontrakannya. Ia stres, frustasi, malu, takut, minder dan tak kuasa menanggung beban ini. Tekanan yang hebat itu membawanya ke titik depresi tertinggi dan akhirnya gilalah caleg tak jadi ini.

Kerjaannya menggotong kursi ke mana ia pergi dengan tetap berseragam partai yang dibelanya. Berteriak-teriak tak jelas di sepanjang jalan. Bahkan ia tak bisa membedakan lagi mana toilet dan mana pinggir jalan. Syaraf warasnya benar-benar telah putus. Sampai akhirnya tak sehelai benangpun melekat di tubuhnya.

Mbak Darmi, sang istri, jadi trenyuh. "Lha wong sudah tak ingetin dari dulu untuk tidak nyaleg. Tapi semangat keblingernya itu koq ya ndak turun-turun. Malah ngomong kamu ini wong wedok tahu apa. Oalah pakne.. pakne.. lha kalo sekarang kamu jadi kenthir terus aku piye?" ujarnya sambil mengelus dada. Tapi kondisi kejiwaan suaminya yang tergoncang tidak membuat Mbak Darmi berencana menggugat cerai. Ia mencoba tabah untuk menghadapi kondisi suaminya.

Demikianlah Mbak Darmi menjalani hari-harinya berteman seorang suami tak waras. Belum lagi ia harus menjadi buruh cuci di tetangga kampungnya untuk menutup utang Mbah Darmo. Ia menerawang... Entah kapan utangnya lunas terbayar....***

1 comment:

pak muliadi said...

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.