Tuesday, September 26, 2006

Pdt. DR. Dorothy Irene Marx
IMAN BEKERJA SAMA DENGAN LOGIKA


Bagi Dorothy, iman adalah sesuatu yang sulit didefinisikan. Kehadirannya dalam kehidupan orang percaya bisa dilihat melalui komponen-komponen yang berkaitan dengannya.

Lima Komponen Iman
Setidaknya ada lima komponen yang disebut Dorothy berkaitan dengan iman. Pertama, iman berkaitan erat dengan ketaatan. Abdi Tuhan yang sudah mengabdikan diri selama lebih dari 50 tahun di Indonesia ini kemudian menyebut Abraham sebagai contoh. Menurut kesaksian Alkitab, Abraham berjalan dalam ketaatan karena imannya. “Ia menunggu lama untuk mendapatkan Ishak sebagai anak perjanjian, tetapi ia taat ketika Tuhan meminta mempersembahkan anaknya itu,” ujar doktor jebolan Universitas Tubingen, Jerman ini.
Kedua, keyakinan bahwa Allah itu baik dalam apa yang dilakukan-Nya. Menurut Roma 8:28, Allah bekerja dalam ‘segala sesuatu’ untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya. Orang Kristen yang memiliki iman kepada Allah tidak kesulitan melihat dan memercayai pekerjaan Allah dalam hal-hal yang kelihatannya negatif. Iman membantu orang percaya untuk melihat sesuatu yang positif di balik hal-hal negatif.
Ketiga, beriman berarti berpegang kepada kesetiaan Allah. “Ada unsur ujian dalam bagian ini,” papar Dorothy lagi. Tuhan menguji orang-orang yang dikasihi-Nya agar pengalaman imannya lebih meningkat.
Keempat, iman disertai pengabdian. Lebih lanjut dosen di STT Bandung dan beberapa perguruan teologi di tanah air ini mengatakan, “Iman yang benar tidak akan keluar dari jalur kehendak Allah. Salah satu kehendak Allah adalah agar orang-orang percaya mengabdikan diri dalam pelayanan kepada-Nya.”
Kelima, iman yang ditindaklanjuti dengan penyerahan diri. Menurut Dorothy, kelima aspek ini bisa dilihat sebagai tanda apakah seseorang telah menjalankan imannya dengan benar atau tidak.

Iman VS Logika?
Selama ini kita sering mendengar pendeta berujar, “Jangan pakai akal, pakailah iman saja untuk terima jawaban dan pertolongan Tuhan,” ketika mengkhotbahi jemaatnya. Seakan-akan akal adalah sesuatu yang bertentangan dengan iman atau sesuatu yang menghalangi iman bekerja. “Meskipun memiliki ‘wilayah kerja’ yang berlainan, menurut saya iman dan nalar itu tidak bertentangan. Malah tidak jarang keduanya bekerja sama,” imbuh pengarang buku 'Itu kan Boleh?' dan 'Kebenaran Meninggikan Derajat Bangsa' ini. Abraham menggunakan rasionya dan mengerti bahwa Allah sanggup berbuat sesuatu ketika ia mempersembahkan Ishak. Dan hal ini tidak bertentangan dengan imannya.
Iman adalah pemberian Allah di satu sisi –karena terdaftar sebagai salah satu karunia rohani di dalam 1 Korintus 12-, namun juga merupakan respon manusia di sisi yang lain. Respon manusia itulah, menurut Dorothy, yang kemudian akan membedakan tentang iman yang besar dan kecil. Agar iman hidup dan aktif dalam diri orang percaya, lima komponen itu perlu dilihat dan dipertimbangkan.***

1 comment:

Anonymous said...

saya rasa abraham dlm islam itu dikenal dengan ibrahim, kisahnya sama dengan yang ditulis dalam al-qur'an, tetapi setahu saya anak ibrahim adalah ismail bukan ishak. saya setuju, iman dengan logika tidak dapat dipisah kan. Semua yang di perintahkan kan Allah adalah sesuatu yang baik untuk hambanya . Hanya Allah yang maha Tahu atas segala yang ada semesta.