Tuesday, August 15, 2006

MAS HENDRO

Mas Hendro telah membantuku melihat bahwa Tuhan memperhatikan kebutuhan-kebutuhanku, sekecil apapun itu. Karena jaketku telah lusuh dan butut, aku berniat untuk mencari penggantinya. Mulailah aku menyusuri Bandung, kota seribu outlet.

Adalah 'OttenOne' sebuah outlet di pangkal Jl. Dr. Otten, namun kini telah bangkrut. Ada sebuah jaket yang menurutku bagus dan cocok dengan selera. Apalagi warnanya biru dengan strip putih di lengan. Pas.

Sayangnya uang di kantong yang tidak pas. Alhasil, harus kutunda keinginan untuk memiliki jaket baru. Tentu karen aharus menunggu supaya dompet menebal. Tiga-empat berlalu, entah kenapa, keinginan akan jaket itu terlupa. Mungkin karena kesibukan yang mulai menggunung sampai memikirkan jaket pun tak sempat.

Dalam sebuah kesempatan memimpin pujian pada ibadah gereja, mujizat terjadi. Pada jeda menjelang masuk ibadah kedua, seorang pria berkacamata menghampiriku. Pria itu duduk di deretan bangku depan pada ibadah pertama tadi. Dan dia bukan anggota jemaat di gereja tempatku berbakti.

"Ada sesuatu yang harus kita bicarakan," ujarnya. Tanda tanya mulai terbubuh di benak, "Ada apakah gerangan?" Sejurus kemudian dia menyodorkan tas plastik putih berisi barang seukuran kardus mie yang dibungkus koran. "Ini untuk Anda," paparnya seraya bergegas pergi. Waktu itu sedang heboh bom di berbagai tempat. "Mungkinkah ini bom juga?" aku bergumam. Masih diliputi kegamangan, kubuka bungkusan itu harap-harap cemas. Jika benar bom, tamatlah riwayatku dan juga gereja tempatku berbakti.

Kejutan berlanjut. Setelah kubuka ternyata isinya jaket! Anehnya, jaket itu sama persis dengan yang kucoba di OttenOne beberapa bulan silam. Bukan hanya jaket, sepotong kemeja dan dasi pun ada di dalamnya. Hati berkecamuk dan air mata meleleh... Dengan cara seperti inikah Tuhan menolong dan memperhatikan kebutuhan kecilku?

Satu setengah tahun kemudian....
Tanpa disengaja aku bertemu dengan pria pemberi bungkusan yang setelah berkenalan aku tahu bahwa namanya Hendro. "Koq Mas Hendro bisa memberi saya jaket. Apa Mas tahu kalau saya memang membutuhkannya?" tanyaku penasaran. Dia kemudian juga menyatakan keheranannya. "Aku lagi nyetir mobil sepulang kantor. Ketika melintas di OttenOne ada dorongan yang kuat untuk memarkir mobil dan masuk outlet itu," paparnya. Akhirnya Mas Hendro membeli jaket, baju dan dasi yang menurutnya harus ia berikan kepada seseorang yang belum diketahuinya. Hari minggu itu ia beribadah di gerejaku dan dorongan kuat itu kembali hadir untuk memberikan bungkusan yang telah disiapkannya itu.

Demikianlah Mas Hendro telah menunjukkan kepadaku bahwa pertolongan Tuhan bisa datang dengan berbagai cara. Bahkan yang tak pernah terpikirkan sekalipun.***

No comments: