Thursday, March 16, 2006

KIAT MENGATASI PENCOBAAN HIDUP


Krisis multidimensi yang terjadi hampir satu dasawarsa ini telah menimbulkan dampak yang luas bagi masyarakat. Pengaruhnya tidak hanya terbatas pada masalah-masalah jasmaniah semacam ekonomi, sosial-politik, dan keamanan; tetapi juga telah merambah ke wilayah spiritual.
Ada banyak catatan media mengenai tingkat depresi pada masyarakat yang cenderung menaik angkanya. Selain semakin larisnya obat penenang di pasaran, konon pasien penghuni Rumah Sakit Jiwa juga melonjak jumlahnya.
Masalah memang menjadi penanda kehidupan. Artinya, di mana ada kehidupan, di situlah masalah. Kita tak bisa menghindar darinya. Pencobaan memang datang silih berganti dan kewajiban kita adalah untuk menghadapi dan mengalahkannya.
Ibarat berperang, taktik dan strategi memang harus kita kantongi sebelum kita berdiri di garis depan dalam melawan pencobaan. Berperang tanpa siasat dan senjata, sama saja dengan ‘pasrah bongkokan’ (menyerah) begitu saja terhadap lawan.

MASALAH PERSPEKTIF
Ingat kisah klasik bangsa Israel tentang duabelas pengintai? Mereka dipilih dan diterjunkan sebagai spionase yang kemudian dituntut memberi laporan tentang kondisi Kanaan. Meski objek yang dilihat sama, tetapi respon dari para pengintai itu berbeda-beda.
Sepuluh pengintai menyatakan bahwa tidaklah mungkin mereka mengalahkan bangsa Kanaan. Di hadapan mereka, bangsa Israel ibarat belalang yang amat kecil dan tak sebanding kekuatannya. Dua yang lain (Yosua dan Kaleb) punya versi yang berbeda. Atas pertolongan dan kasih setia Tuhan, negeri berlimpah susu dan madu itu akan mudah ditaklukkan. Masalah sebenarnya terletak pada perbedaan perspektif. Kelompok pertama lebih melihat kemustahilan, sementara yang kedua melihat kesempatan.
Yakobus mengingatkan agar kita menganggap sebagai sebuah kebahagiaan apabila jatuh ke dalam pelbagai pencobaan (Yak 1:2). Mengapa kita harus menggunakan cara pandang sedemikian? Yakobus melanjutkan bahwa ada hasil yang akan dicapai jika pencobaan itu kita kalahkan. Tahan uji akan disusul ketekunan yang berhasil akhir kedewasaan penuh di dalam Tuhan.
Kegagalan melihat pencobaan dari sisi ini bukan saja akan membuat pencobaan itu sendiri terasa berat, tetapi juga akan membuat kita menjadi pecundang. Mari berlatih untuk mencari sisi lain dari setiap permasalahan agar persoalan-persoalan bisa diatasi.

MENGENAL JENIS PENCOBAAN
Jika dibagi, jenis pencobaan terdiri dari dua bagian. Pertama, pencobaan yang datangnya dari luar (ekstrinsik). Kekristenan selalu diperhadapkan pada tekanan-tekanan pihak luar. Sudah menjadi rahasia umum kalau orang Kristen ditindas dalam berbagai aspek kehidupan. Diskriminasi di sana-sini telah menjadi hal yang biasa.
Tingkat ketahanan orang Kristen terhadap pencobaan jenis ini berbeda-beda. Tak bisa dipungkiri bahwa orang Kristen yang patah arang di tengah jalan karena ditekan pihak luar, tidak sedikit jumlahnya. Namun harus diakui juga bahwa pencobaan ini tidak jarang menghasilkan buah positif. Kesatuan antardenominasi merupakan akibat menggembirakan dari proses ini. Menyejukkan sekali melihat para pemimpin gereja dari berbagai macam aliran bisa bergandeng tangan berdoa bersama.
Kedua, pencobaan dari dalam (intrinsik). Mengamati Yakobus 1:13-15 membuat kita berkesimpulan bahwa ‘keinginan’ kita telah menjadi jalan masuk utama pencobaan. Perannya sangat besar sekali dalam kejatuhan orang-orang percaya ke dalam dosa. Masalahnya, semua orang punya keinginan (daging) ini. Tidak peduli jenis kelamin, tingkatan usia, latar belakang pendidikan, status sosial atau apapun; semuanya punya kedagingan.
Keinginan itu menyeret dan memikat, lalu dibuahi menjadi dosa dan menghasilkan maut. Kalau kita mendengar ada hamba Tuhan yang ‘jatuh’, tidak lain alasannya adalah masalah kegagalan mengelola keinginannya sendiri. Kita berjuang keras dalam hal ini karena keinginan daging tidak bisa ditangkal dengan undang-undang. Meski dihadang undang-undang pornografi/pornoaksi, jika keinginan daging tak dibendung, pasti akan jatuh juga. Jenis pencobaan kedua ini barangkali memang lebih berat dari yang pertama dan lebih banyak mengalahkan orang percaya.

MAHKOTA SEDANG MENUNGGU
Motivasi memengaruhi arah langkah dan gerak. Seorang anak melihat ibunya yang pulang kerja dari jendela lantai delapan apartemennya. Saking gembiranya melihat sang ibu pulang, tiba-tiba si anak meloncat dari jendela itu. Sang ibu kemudian lari secepat kilat untuk menangkapnya agar tak terjerembab ke aspal. Ia berhasil. Anaknya bisa diselamatkan. Beberapa hari berselang, ibu itu diminta kembali untuk memeragakan sebuah simulasi. Ia diminta berdiri tepat pada posisi sewaktu ia mulai berlari ketika menyelematkan anaknya. Dari jendela yang sama, dijatuhkan sebuah boneka yang bobotnya dibuat sama dengan anaknya. Ketika boneka dijatuhkan, si ibu diminta untuk berlari menangkapnya. Berkali-kali hal itu dilakukan, boneka itu tak tertangkap juga.
Motivasinya jauh berbeda, dulu ia berlari untuk menyelamatkan anaknya. Kini hanya untuk mengejar boneka. Pandangan terhadap hasil akhir sebuah aktivitas rupanya berpengaruh sekali terhadap motivasi seseorang mengerjakannya. Menurut Yakobus, kalau kita tahan uji, bagi kita telah disediakan mahkota kehidupan. Ada sebuah hadiah menanti ketika kita mengalahkan pencobaan. Kiranya hal ini pula yang menguatkan kita untuk tetap bertahan meskipun pencobaan datang bertubi-tubi.

BERHARAP KEBAIKAN TUHAN
Kunci lain dari kemenangan kita atas pencobaan terletak pada ketergantungan penuh kita kepada kebaikan Tuhan. Masih dari kitab Yakobus, kita mendapat penjelasan bahwa Dia adalah Allah yang baik dan menganugerahkan segala yang sempurna bagi kita (1: 17). Karyanya itu memungkinkan kita berharap agar Dia menyediakan bagi kita sebuah jalan keluar.
Seperti yang ditulis Don Moen dalam lagu God Will Make A Way, apa yang dikerjakan Tuhan memang kadang ‘tersembunyi’ dan muncul ketika semua cara telah tertutup. Kalau mati saja Dia rela, apalagi untuk menolong kita lepas dari pencobaan.
Mari kita yakini bahwa pencobaan yang kita hadapi saat ini adalah cara-Nya untuk memberi kita kesempatan menang sekali lagi.

1 comment:

Andi Ratu Khairunnisa said...

sukses yaa
bagus juga tulisannya
ikutan bisnis yuk liat di swisscash.biz/idand6000101