KEGIGIHAN MAS TRI
“Kata-Nya: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagiMu, ambillah cawan ini dari padaKu, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” (Markus 14:36)
Dengan berbekal tekad dan sedikit keahlian memasak Bakmie Jawa, Mas Tri mencoba peruntungan dengan membuka warung tenda di kawasan Gasibu, Bandung. Ia menjual makanan khas daerah asalnya itu dengan harapan dapat mengumpulkan langganan yang menyukai bakmie. Rupanya keuntungan belum mau mendekatinya. “Perih Mas... Tiga bulan pertama, hampir tidak ada kemajuan. Bahkan pernah buka sore hingga menjelang subuh, hanya 3 orang pembeli. Udah gitu, tendanya digusur karena mau ada pelebaran jalan,” ujarnya.
Mas Tri terpaksa berpindah tempat dan mencari kontrakan baru. Merasa perlu meningkatkan kualitas layanan dan citarasa, ia kemudian mendatangkan ‘guru’ memasak yang tak lain adalah kakanya sendiri. Berbekal resep baru dan tambahan sentuhan suasana Jawa (menyediakan teh poci, alunan gamelan yang diputar di cakram padat, dll) ia kemudian memulai lagi usaha warung bakmienya. Pelan tapi pasti, usahanya kian berkembang. Ia juga mulai membuka lapangan kerja bagi pemuda-pemuda di kampungnya untuk membantunya. Demikianlah kegigihan telah membawanya menapaki anak tangga kesuksesan.
Salah satu karakter yang diteladankan Kristus juga adalah kegigihan dan keberanian menghadapi pergumulan. Ia mengerti benar bahwa tujuan hidupNya adalah untuk mati menggenapi kehendak BapaNya. Tentu banyak usaha-usaha untuk menggagalkan tujuan hidupNya itu, tetapi dengan tekun Ia menjalaninya. Golgota menjadi puncak dari perjalanan kegigihan itu dan akhirnya Ia menyatakan kemenangan.
Sahabat, di tengah perjuangan hidup yang berat seperti apapun, jangan sampai kita berhenti karena menyerah. Majulah terus karena ada tanganNya yang kuat yang senantiasa menopang kita. [JP]
No comments:
Post a Comment