SELAMAT JALAN PAK HARTO
(Emang mau jalan ke mana Pak?)
Matur nuwun, panjenengan sudah menjadi bagian dari perjalanan bangsa ini. Kami semua menghargai apa saja yang sudah panjenengan torehkan untuk kemajuan republik. Kebanyakan wong cilik memang merindukan pemimpin bangsa seperti panjenengan. Menurut mereka, waktu panjenengan berkuasa, republik dalam kondisi gemah ripah lohjinawi. Mereka tidak perlu antri minyak dan beras, bahkan panjenengan membawa republik berswasembada pangan. Singkatnya, nama panjenengan mengharum di seantero negeri.
Sayang ya, anak-anak dan kroni-kroni panjenengan malah membuat apa yang panjenengan hasilkan selama ini dijadikan bancakan sama mereka. Panjenengan terlalu memberi kemudahan dan fasilitas bagi mereka. Jadilah mereka pemonopoli yang dapat proyek tanpa tender. Hampir semua bidang yang berpengaruh terhadap hitam-putihnya negeri ini dicaplok oleh nafsu mereka yang rakus. (panganen kabeh negarane... hehehe...)
Sekarang setelah panjenengan mangkat, mungkinkah anak-anak dan para penjilat itu tadi jadi keder dengan jerat hukum? Kami sendiri tidak tahu. Seberapa banyak duit yang mereka punya untuk menyuap aparat hukum yang menurut kami tak kalah rakusnya, masih akan menjadi episode lanjutan dalam perjalanan republik ke kedewasaan. Kami hanya bisa menanti.
Pak Harto, sekali lagi selamat jalan. Panjenengan akan menghadapi sebuah pengadilan yang kata teman kami, pengadilan yang tidak mencla-mencle....***
No comments:
Post a Comment